Rabu, 20 Maret 2013

Tips Ajak Anak Bercerita tentang Kegiatan Hariannya


Adalah lumrah bila orangtua ingin tahu yang sedang terjadi pada kehidupan si kecil.
Namun mereka mengeluh sulit ajak anak bercerita mengenai harinya.

Ketika ia menolak bercerita
jangan serta merta menyalahkan si anak yang tertutup.
sebagai orangtua, lah yang belum tepat.

Michele Borba, Ed.D., dari GalTime.com menyarankan
menggunakan beragam strategi untuk berkomunikasi dengan si anak.
Cari yang tepat untuk Anda dan si kecil,
dan latihlah hal tersebut berulang-ulang
hingga menjadi hal yang cukup alamiah.
Berikut tipsnya:

1.
Begitu ia sampai di rumah jangan langsung mengajukan pertanyaan mengenai harinya.
Biasanya anak-anak merasa kelelahan dan tak bersemangat begitu tiba di rumah.
Tunggu setidaknya 30 menit sebelum memulai percakapan.
Beri kesempatan menenangkan diri, makan sedikit camilan, dan beristirahat sejenak.

2.
Jangan ubah perbincangan jadi rentetan peraturan.
Anak-anak tidak suka jika orangtuanya memaksa,
bercanda yang menyinggung, mengancam,
menuduh, menguliahi, atau memarahinya.

3.
Berikan perhatian penuh.
Pastikan Anda berada dalam kondisi tenang,
tampak tulus, dan tertarik akan cerita si kecil.
Tentu hal ini akan terlihat dari bahasa tubuh Anda.

4.
Pertanyaan terbuka.
Jangan berikan pertanyaan yang bisa dijawab dengan "ya" atau "tidak".
Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka.

5.
Jangan menanyakan hal-hal yang sudah bisa ditebak,
seperti "Bagaimana pelajaran di sekolah?" Cobalah jadi kreatif.
Ubah cara bertanya sehingga anak tertarik.

6.
Berhenti dan dengarkan.
Begitu si anak mulai menceritakan tentang harinya di sekolah,
berhentilah melakukan apa pun yang sedang Anda lakukan,
dan berikan perhatian penuh.

Tangkap informasi sekecil apa pun untuk Anda tanyakan lagi kepadanya
dan berikan ekspresi bahwa Anda memang tertarik.
Ia akan terbuka begitu ia tahu bahwa Anda memang tertarik.

7.
Ciptakan perbincangan yang santai dan menyenangkan.
Jika si anak berbagi detail, coba gunakan metode memancing cerita.
Gunakan kalimat penyambung ungkap,
seperti, "Oya?", "Iya," atau "Wow, kok bisa gitu, ya?"
Pertanyaan semacam ini mengundang si kecil untuk bercerita.

8.
Mengulang ucapannya.
Cobalah ulang ucapan yang ia sampaikan.
Misal, "Aku main ayunan di taman tadi."
Anda bisa balas, "Kamu main di ayunan?"
Trik ini akan menarik ketertarikan si anak untuk terbuka kepada Anda.

9.
Rumah yang menyenangkan untuk anak-anak.
Kebanyakan orangtua merasa tahu lebih banyak
tentang anaknya dari teman si anak.

Coba membuat rumah lebih menyenangkan
untuk dikunjungi teman-teman si anak.
Undang teman-teman si anak,
isi kulkas dengan makanan menyenangkan.
Siapkan keranjang basket atau mainan lain
yang bisa dimainkan oleh si anak bersama teman-temannya.

Coba bersikap bersahabat kepada teman-temannya.
Tak hanya teman-temannya yang akan berbagi cerita,
tetapi si anak bisa jadi ikut-ikutan masuk dalam perbincangan.

10.
Info yang berkaitan dengan sekolah.
Cari tahu apa pun yang berkaitan dengan sekolah.
Entah itu dengan mengikuti perkumpulan orangtua,
atau minta dikirimkan buletin sekolah jika ada.
Jangan segan untuk mencari tahu tentang guru
dan keadaan kelas si kecil dari wali kelas atau orangtua lain.

11.
Kenali waktu harian si anak.
Ketahui kapan si anak paling enak diajak bicara.
Kenali waktu senggangnya.

12.
Duduk bersebelahan.
Anak laki-laki memang cenderung lebih tertutup.
Anak yang sensitif akan merasa takut jika orangtuanya
mengajak duduk dan berkata,
"Sini, Mama mau bicara soal kegiatan harianmu."

Coba datangi ia, duduk di sebelahnya,
jangan berseberangan, karena ia akan melihatnya
sebagai sebuah ancaman atau penghakiman.

13.
Kenali kesukaannya.
Beberapa anak, khususnya anak laki-laki
lebih mudah terbuka saat ia bicara tentang dirinya
sambil melakukan suatu hal yang ia sukai,
seperti lempar bola basket, makan es krim, menggambar,
atau membangun Lego.

14.
Masukkan diri Anda dalam perbincangan.
Mulailah bercerita tentang kegiatan harian Anda,
si kecil dengan sendirinya akan turut berbagi cerita.
Hal ini bisa Anda lakukan sambil makan malam bersama.
Akan lebih baik jika si Ayah pun ikutan berbagi cerita hariannya.


*Sumber: KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar