Jumat, 22 Maret 2013

Melatih Motorik Halus Anak dengan Menggambar


Ketika bayi mendekati usia 12 bulan,
perhatian utama para orangtua
adalah memastikan perkembangan motorik kasarnya.
Melihat otot-otot besarnya digunakan untuk berdiri, berjalan,
berlari, bahkan mungkin memanjat kursi atau sofa.
Ketika tubuh anak semakin lincah dan stabil, 
saatnya Anda mengamati perkembangan motorik halusnya.

Motorik halus merujuk pada perkembangan
gerakan otot-otot kecil tangannya untuk saling berkoordinasi
guna memungkinkan terjadinya fungsi-fungsi
seperti memegang benda-benda kecil,
menulis, atau memegang sendok untuk makan.
Kemampuan ini dibutuhkan dalam aktivitas mereka di sekolah nanti,
dan dalam kehidupan sehari-hari secara umum.
Bila motorik halusnya lemah,
anak akan kesulitan makan sendiri, atau memakai pakaian sendiri.

Agar saraf motorik halus anak berkembang dengan baik,
Anda dapat melatihnya secara rutin sedari dini.
Tubagus Amin Fa, psikolog dari Aminfainstitute,
menyarankan untuk melatih motorik halus anak dengan menggambar.
Kegiatan menulis dan menggambar atau mewarnai
sebaiknya lebih sering diberikan kepada anak-anak
sejak tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).


Menggambar melibatkan minimal empat kecerdasan:
cerdas gerak, cerdas gambar, cerdas diri, dan cerdas bahasa.

"Menggambar memberikan ruang kecerdasan dan kreativitas,
sehingga membuat anak lebih cerdas
daripada ketika harus belajar menghitung atau menghafal.
Menghafal hanya perlu membaca berulang-ulang.
Suruh si anak menceritakan apa yang digambarnya,
dia akan ingat selamanya," lanjutnya.

Menggambar menuntut koordinasi antara mata dan tangan,
ketika anak memegang pensil warna untuk menggambar
dan melihat hasilnya di atas kertas.
Saat usia dini, anak belajar menggambar dan menulis
dimulai dengan menorehkan garis sederhana.
Lama-kelamaan, kemampuan ini akan semakin berkembang,
terlihat dari tarikan garis yang semakin kompleks
dan membentuk gambar yang lebih jelas.

Selain dengan menggambar, saraf motorik halus juga bisa dilatih
melalui kegiatan menyusun balok,
memasukkan benda ke dalam lubang,
membuat garis, melipat dan merobek kertas, atau mewarnai.
Semua aktivitas ini dapat mengeksplorasi kreativitas anak-anak,
merangsang motoriknya, dan fungsi kerja otak dalam belajar
karena otak dan otot merupakan hal yang saling sinergis.


*Sumber: KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar